Dr. W. Edward
Deming diakui sebagai “Bapak Mutu”. Definisi mutu yang praktis adalah sebuah
derajat variasi yang terduga standar yang digunakan dan memiliki kebergantungan
pada biaya yang rendah. Inti metodologis pendekatan manajemen mutu Deming
adalah menggunakan teknik statistik sederhana pada output program
perbaikan yang berkelanjutan. Hanya melalui verifikasi statistik manajer dapat
mengetahui bahwa dia menghadapi masalah dan mencari akar permasalahannya.
§ Anggota dewan
sekolah dan administrator harus menetapkan tujuan mutu pendidikan yang akan
dicapai.
§ Menekankan pada
upaya pencegahan kegagalan pada siswa, bukannya mendeteksi kegagalan setelah
peristiwanya terjadi.
§ Asal diterapkan
secara ketat, penggunaan metode control statistik dapat membantu memperbaiki outcomes
siswa dan administratif.
Dr. Josep M.
Juran juga diakui sebagai salah seorang “Bapak Mutu”. Dr. Juran berlatar
pendidikan teknik dan hukum. Seperti halnya Deming, Juran adalah ahli statistik
terpandang. Juran menyebut mutu sebagai “tepat untuk pakai” dan menegaskan
bahwa dasar misi mutu sebuah sekolah adalah “mengembangkan program dan layanan
yang memenuhi kebutuhan pengguna seperti siswa dan masyarakat”. Lebih lanjut
Juran mengatakan bahwa “tepat untuk dipakai” lebih tepat ditentukan oleh
pemakai, bukan oleh pemberi.
Pandangan Juran
tentang mutu merefleksikan pendekatan rasional yang berdasarkan fakta terhadap
organisasi bisnis dan amat menekankan pentingnya proses perencanaan dan kontrol
mutu. Titik fokus filosofi manajemen mutunya adalah keyakinan organisasi
terhadap produktivitas individual. Mutu dapat dijamin dengan cara memastikan
bahwa setiap individu memiliki bidang yang diperlukannya untuk menjalankan
pekerjaan dengan tepat. Dengan perangkat yang tepat, para pekerja akan membuat
produk dan jasa yang secara konsistem sesuai dengan harapan konsumer. Beberapa
pandangan Juran tentang mutu adalah:
·
Meraih mutu merupakan proses yang tidak mengenal akhir.
·
Perbaikan mutu merupakan proses berkesinambungan, bukan program
sekali jalan.
·
Mutu memerlukan kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan
administrator.
·
Pelatihan massal merupakan prasyarat mutu.
·
Setiap orang di sekolah mesti mendapatkan pelatihan.
Sesuatu
yang dianggap berkualitas/bermutu apabila memenuhi delapan dimensi mutu berikut
ini:
1. Performa: seberapa cocok produk itu
digunakan sesuai dengan fungsi pemenuhan kebutuhannya
2. Features:
konten dari produk yang membedakannya dari produk lain.
3. Reliabilitas: seberapa lama produk itu
dapat bertahan dari kerusakan.
4. Conformance:
sejauh mana produk dapat dikembangkan oleh konsumen itu sendiri.
5. Durabilitas: seberapa lama produk dapat
digunakan sampai benar benar tidak dapat dipakai lagi.
6. Serviceability, speed, cost, ease to
repair: ada tidaknya servis center dan seberapa
banyak biaya yang dikeluarkan
konsumen untuk itu.
7. Esthetic:
nilai keindahan dari produk, termasuk dalam definisi ini adalah tampilan fisik
produk.
8. Percieved quality:
kesan yang membekas dari produk pada pemikiran konsumen.
REFERENSI
Jerome S. Arcaro. 2007. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Cet. IV,
Jurnal: Ketut Suardhika Natha. 2008. Total Quality Management sebagai
Perangkat Manajemen Baru Untuk Optimisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar