Isu yang sangat deras dalam pendidikan di Indonesia pada saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan, yang ditandai dengan banyaknya lulusan SMA yang tidak dapat diserap oleh perguruan tinggi. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan mereka, artinya output lulusan tidak mempunyai kualitas yang sesuai dengan tuntutan persyaratan untuk dapat diterima di perguruan tinggi. Keadaan demikian yang dapat mendorong mengimplementasikan TQM dalam pendidikan melalui jalur sekolah.
Mutu pendidikan menurut Beeby yang dikutip oleh Noesan dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu perspektif ekonomi, sosiologi, dan pendidikan.
1) Perpektif Ekonomi
Berdasarkan perspektif ekonomi bahwa pendidikan yang bermutu dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia sehingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Seperti yang disebutkan oleh Bowen, bahwa pendidikan dapat memberikan keuntungan dalam bentuk moneter melalui peningkatan kemampuan dan keterampilan individu sehingga mereka dapat bekerja dan berpenghasilan, yang akan berdampak kepada peningkatan kesejahteraan hidupnya.
2) Perspektif Sosiologi
Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang bermanfaat terhadap seluruh masyarakat dilihat dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, seperti kebutuhan masyarakat akan hubungannya di dalam kelompok (misalnya berinteraksi sesama anggota masyarakat), perkembangan budaya masyarakat, serta mempersiapkan masyarakat untuk dapat menerima perubahan dan perkembangan teknologi.
3) Perspektif Pendidikan
Pendidikan bemutu menurut perspektif pendidikan itu sendiri dapat dilihat dari sisi prestasi siswa, proses pembelajaran, kemampuan lulusan dalam mengembangkan potensinya di masyarakat serta dalam hal memecahkan masalah dan berpikir kritis.
Mutu pendidikan bersifat multidimensi, meliputi aspek input, proses, dan output. Oleh karena itu, indikator dan standar mutu pendidikan dikembangkan secara holistik dimulai dari input, proses, dan output. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah kebermutuan dari berbagai pelayanan yang diberikan oleh institusi pendidikan kepada siswa maupun kepada staf pengajar untuk terjadinya proses pendidikan yang bermutu sehingga akan menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan untuk dapat terjun ke lingkungan masyarakat. Mutu pendidikan dapat dinilai melalui lima macam penilaian yaitu sebagai berikut:
v Prestasi siswa yang dihubungkan dengan norma nasional dengan menggunakan skala nilai
v Prestasi siswa yang berhubungan dengan kemampuan
v Kualitas belajar mengajar
v Kualitas mengajar
v Kinerja sekolah
Domingo menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk mencegah kegagalan mutu adalah melalui pemahaman tentang prinsip-prinsip manajemen kualitas. Manajemen kualitas yang layak untuk dipertimbangkan adalah Total Quality Management (TQM
REFERENSI
Rivai, Veithzal dan Sylviana Murni. 2009. Education Management: Analisis Teori dan Praktik. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalia Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar