SELAMAT MEMBACA

Selasa, September 11, 2012

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU KEMASYSRAKATAN


1.      Pengertian Sosiologi
Pengertian sosiologi dapat ditinjau dari dua segi, yaitu secara etimologi dan terminologi. Dari segi etimologi, sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu socius dan logos. Socius artinya teman, masyarakat, kawan dan sahabat. Sedangkan logos artinya ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang cara berteman atau bersahabat yang baik, atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat.
Sementara dari segi terminologi pengertian sosiologi dapat dilihat dari beberapa pengertian yang dipaparkan oleh beberapa ilmuan di antaranya;
a.       Shadily berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu. Dalam aplikasinya, sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup itu serta pula kepercayaannya, kayakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama tersebut dalam setiap persekutuan hidup manusia.
b.      Suparlan berpendapat seperti dikutip Wijaya mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang secara sistematik mempelajari tingkah laku manusia berkaitan dengan pola-pola dan proses-proses interaksi antara individu dan kelompok, bentuk-bentuk kelompok sosial, hubungan-hubungan antara berbagai kelompok sosial dan pengaruh kelompok sosial terhadap tingkah laku individu dalam hidupnya.
c.       Mayor Polak berpendapat sebagaimana dikutip oleh Gunawan bahwa sosiologi adalah “Ilmu pengetahuan yang mempelajari  masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis”.
Dari ketiga definisi di atas terlihat bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Selanjutnya, dengan ilmu ini suatu fenomena sosial dapat dianalisa dengan faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan, mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya proses tersebut.

2.      Objek Sosiologi
Dari pengertian sosiologi yang telah dikemukakan di depan, dapat disimpulkan bahwa objek kajian dari sosiologi adalah masyarakat. Agak sukar untuk memberikan suatu batasan tentang masyarakat, karena masyarakat terlalu banyak mencakup pelbagai faktor, sehingga kalaupun diberikan suatu definisi yang mencakup keseluruhannya, masih ada juga yang tidak memenuhi unsur-unsurnya. Secara singkat, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan. Atau kelompok manusia yang hidup dan bekerja bersama  dalam waktu yang cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. 
Di dalam masyarakat akan diteliti fenomena-fenomena sosial yang muncul sebagai hasil interaksi antar anggota masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat akan diteliti dari sudut hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia tersebut. Obyek sosiologi tentang masyarakat terdiri dari struktur sosial, unsur-unsur sosial, proses sosial dan perubahan sosial.
Struktur sosial adalah jalinan dari seluruh unsur-unsur sosial yang terdiri dari norma atau kaidah sosial, lembaga sosial, kelompok sosial dan lapisan sosial. Sedangkan proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Dan perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, seperti nilai, sikap dn sebagainya.
Terkait dengan bahasan dalam makalah ini, maka obyek dari pendekatan sosiologi adalah masyarakat agama, dalam hal ini masyarakat Muslim yang di dalamya terdapat prilaku yang dicerminkan dalam interaksi antar masyarakat agama, kelompok-kelompok keagamaan, institusi-institusi religius, norma-norma atau kaidah-kaidah yang ditentukan oleh agama. 

3.      Sifat Hakikat Sosiologi
Apabila sosiologi ditinjau dari sudut sifat hakikatnya, maka akan dijumpai beberapa petunjuk yang akan membantu untuk menetapkan ilmu seperti apakah sosiologi itu. Sifat hakikat sosiologi di antaranya;
1)      Sosiologi adalah suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian. Dikotomi tersebut mengenai perbedaan isi – ilmu pngetahuan alam menyangkut gejala-gejala alam dan sosiologi adalah ilmu sosial yang bersangkut-paut dengan gejala-gejala sosial. Sosiologi berbeda dengan astronomi, fisika, biologi, geologi dan lain sebagainya.
2)      Sebagai ilmu tentang masyarakat, sosiologi bukanlah disiplin ilmu yang normatif  akan tetapi merupakan suatu disiplin yang kategoris, artinya membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi. Sebagai suatu ilmu pengetahuan, sosiologi membatasi diri terhadap persoalan penilaian. Artinya sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam artian memberikan petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan kemasyarakatan dari proses krhidupan bersama tersebut. Hal ini bukanlah berarti bahwa pandangan-pandangan sosiologi tidak akan berguna bagi kebijaksanaan-kebijaksanaan kemasyarakatan dan politik, akan tetapi pandangan-pandangan sosiologis tidak dapat menilai apa yang buruk dan apa yang baik, apa yang benar atau salah serta segala sesuatu yang bersangkut paut dengan nilai-nilai kemanusiaan.
3)      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan bukanlah ilmu pengetahuan terapan (aplied science). Perlu diketahui bahwa ilmu terbagai menjadi dua jenis yaitu ilmu pengetahuan murni dan ilmu pengetahuan terapan. Ilmu pengetahuan murni adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan secara abstrak yang hanya untuk mempertinggi mutunya, tanpa menggunakannya dalam masyarakat. Sedangkan ilmu pengetahuan terapan adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut dalam masyarakat dengan maksud membantu kehidupan masyarakat, seperti ilmu akuntansi, farmasi, politik, kedokteran dan lain-lain.
4)      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang kongkrit. Artinya, bahwa yang diperhatikannya adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat tetapi bukan wujudnya yang kongkrit.
5)      Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Dalam hal ini, sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antar manusia dan juga prihal sifat hakikat, bentuk, isi dan struktur masyarakat manusia.
6)      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala yang umum ada pada setiap interaksi antar manusia.
7)      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Ciri tersebut menyangkut soal metode yang dipergunakan. Untuk kepentingan ini, sosiologi mempunyai cara kerja atau metode yang juga dipergunakan oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dalam hal ini yang dapat dipakai adalah metode  kualitatif dan kuantitatif.
Dari sekilas tentang pengertian dan beberapa sifat hakikat sosiologi di atas dapat dismpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Hal-hal yang ada dalam masyarakat adalah struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk di dalamnya perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya, sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan kemasyarakatan yang kategoris, murni, abstrak, berusaha memberi peringatan-peringatan umum, rasional, empiris serta bersifat umum.


Ary H. Gunawan. Sosiologi Pendidikan (Suatu Analisis Sosiologi Tentang Pelbagai Problem Pendidikan).  (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2000). cet. 1. hlm. 3.

Tidak ada komentar: