SELAMAT MEMBACA

Jumat, Mei 18, 2012

LOGIKA SENI


Seni, seni dan seni, setiap yang ada adalah mengandung nilai seni, seni adalah salah satu pelengkap hidup dan sekaligus kebetuhan hidup, manusia tanpa seni bagaikan kutu tanpa kepala, dunia tanpa seni bagaikan laut tanpa bumi.
Berbagai macam seni di dalam alam ini, ada seni hidup, ada seni mati, ada seni setengah hidup dan setengah mati . lukis, tari, rupa, musik, suara, sastra, drama, teater dan ribuan seni-seni lain yang belum terbahasakan.

Jutaan seni  yan ada masing-masig bebas dan disesuaikan dengan siapa, kapan, dimanan mereka berseni. Setiap suku daerah, suku, berbeda beda, setiap negara berbeda, setiap idiologi berbeda, dan tidak ada yang sama sama sekali diantara menampilkan keindahan yang di sesuakan dengan apa yang diungkapkan oleh keinginan seni yang lebih orisinil dan tidak banyak kepentingan,  kecuali telah terbeli.
Hanya saja saat ini banyak yang melakukan perdosaan terhadap tujuan awal seni yang jujur menyentuh jiwa-jiwa kering yang sengsara. Seni suka penerjemahan  alam yang alami tanpa banyk rekayasa  yang sarat dengan teng ting eng, yang sangat tidak memanusiakan manusia. Para pemerkosa seni yang anya memntingkan keunutngan sehingga anyak jiwa yang tertipu dengan seni karbitan yang hanya imitative tabpa nalar.
Berapa banyak jenis akademi yang berusaha membumi hanguskan jiwa manusia dengan memnanglasnya melaui njalan pemerkosaan potensi yang penuh reka yasa, seni setalah ketemu dengan mereka yang hanya memiliki orientasi hidup dengan keunutng maka senipun juga di paksa unutk memenuhi keinginan keunutngnan yang nantinya akan membunuh seni itu sendiri yang lebih orisinilj jujur dan memanusiakan manusia.  Adanya pengkarbitan-seni seni yang ada membawa manusia semakin kreatif dan sekaligus mematikan jiwa.
Ungkapan dari produk seni lebih jujur mangungkapkan suasana jiwa, alam, lebih jujur dalam menrjemahkan realitas, seni yang awal adanya sangat mencerdaskan akan tetapi saat ini mungkin lebih membodohkan dan menghedoniskan manusia, dengan adanya seni, jiwa manusia akan cerdas terangkat dan semangat, pernahkah ada manusia perang  tanpa di hibur keindahan, adakah negara, sukun,  ruang yang tidak mengandung identitas diri dengan seni.
Seni itu hidup, hidup itu seni, hidup tanpa seni laksana pensil tanpa kertas, setiap apa yang kita rasa dan kita lihat kemudian hati kita tersentuh susah , tenang, tentram, bahagia, bangga maka kita sedang beraktifitas seni.
Ketika manusia mengalami kejumudan dalam berbagai sendi kehidupan, maka hanya dengan goresan karikatur yang menandung setetes seni, kita dapat mengungkapkan rasa ketertindasan dalam akal, jiwa dan hati yang telah terhewankan. Dalam dunia yang sempit akan pembuluh kebebasan, hanya dengan goresan sastra heroik yang terbungkus seni, dapat mengidupkan suasana dan membangkitkan jiwa, hati dan akal yang sedang tertidur lelap di atas kasur kebohongan yang meyakinkan. Dengan pernik-pernik dan sisi-sisi seni kita dapat menembus dunia baja yang sulit di tembus dengan dengan kekuatan nuklir dengan kekuatan jumbo, dengan seni kita dapat melakukan revolusi sekaligus evolusi atau perubahan dengan cara halus, sehingga yang direvolusipun masih dapat tertawa dan lupa. Seni betul-betul lebih jujur dan orisinil dalam menyuarakan realitas wujud, samar dan realitas ide.
Dengan seni manusia dapat menembus kamar-kamar kosong yang belum terjamah oleh ide-ide yang pernah ada, seni dapat menyingkap fenomena kehidupan serta aksesoris yang menyertainya, arti sebuah kehidupanpun dapat kita tulis dengan sebuah tarian, goresan, alunan, ataupun suwara swara sumbang mengasikkan.
“Seni ada tidak datang dari sebuah pemkiran akan tetapi seni ada dari hasi kontemplasi atau olah rasa yang tidak begitu mementingkan pikiran, jika manusia kemudian ketika ngomong seni dihubung-hubungkan dengan pikian maka seni akan banyak terbunuh dan akan erseret pada jurang kepentingan yang tidak orisinil lagi”,. Jika kita berbicara tentang seni maka kita setidaknya dapat membedakan antara kenyataan dan sebuah pernyataan, yaitu seperti kenyataan hujan, hujan bagi petani yanmg memiliki swah tadah hujan maka akan membuat sebuah pernyataan bahwa hujan membawa rizqi, akan tetapi menjadi beda ketika hujan menurut pemilik pabrik krupuk yang tidak dapat memproduksi krupuk karena tidak ada panas. Jadi ketika ngomog seni kita lebih sedikit membebaskan dan bebas tanpa banyak terkungkung sebuah pernyataan.
Coba kita rekreasi dengan mengingat beberapa swara musik yang lazim dipertontonkan, betapa jauh dari huruf huruf yang ada, dia swara merdu yang di keluarkan dari gesekan biola, ketukan gambang, kenong, kulintang gender, gong, pung-pungan ketipung, bongo, perkusi, drum, gendang, rebana, terbang, petikan gitar, kecapai, bas cetol, piano, seruling, angklung, kecer, tamborin, dan jutaan jenis alat musik yang lain yang masing-masing memiliki karakter tersendiri yang pasti berbeda satu dengan yang lainnya. Semua alat musik itu memiliki sisi-sisi keindahan individual dan sisi-sisi keindahan dan arti yang universal yang jarang disentuh oleh mereka-mereka pekerja seni yang tidak sadar akan arti seni atau mereka yang tidak disadarkan oleh mereka-mereka yang berusaha mengekploitasi seni demi keuntungan pribadi.
Dari bebrapa perbedaan yang pasti adanya tersebut di atas dengan masing-masing yang tahu posisi dan tahu kapan dirinya harus berswara sehingga terjadilah suatu bentuk swara baru yang indah dan sekaligus menghibur dan dapat membangkitkan jiwa, hati dan akal manusia atau alam yang alam itu sendiri bergerak teratur sesuai dengan orbitnya masing-masing sesuai dengan  karakter dan perbedaan-perbedaan yang mpasti adanya. Ritme, teming, spasi, terkait dengan nada – nada yang berbeda yang disesuaikan sungguhpun menghasilkan bentuk keteraturan alam yang sangat indah. Lain halnya jika kemudian salah satu alat musik itu selendro fals, atau tidak pas dengan ritme yang seharusnya di mainkan, maka yang terjadi adalah ketidak indahan atau bencana jika dalam fenomena alam atau ketimpangan jiwa dan ketimpangan budaya jika praktik ketidak seimbangan ini terjadi pada manusia sebagai makluk sosial yang ritmenyapun membutuhkan keseimbangan terkait dengan seluruh kepentingan-kepentingan yang selalu ingin mendahului satu dengan yang lainnya.
Dalam seni musik, ada musik jazz ada musik dangdung, ada musik campursari ada musik pop, ada musik keroncong ada musik rock. Dalam seni pertunjukan ada sulap, ludruk, teater, ketoprak, kuda lumping atau jaran kepang, reog ponorogo, lenong, wayang lulit, wayang orang, campur sari, drama, sinetron, film yang berbeda beda, semuanya tidak dapat saling menjatuhkan satu sama lain , tidak ada yang lebih unggul, tidak ada yang paling bagus, semuanya sama-sama memiliki bentuk dan watak tersendiri dengan aspek kesejarahan dan keindahannya sendiri sendiri, dengan pekerja dan penikmat seni yang berbeda beda pula walaupun hakikat tujuannya pada aspek keuniversalannya ada semacam kesamaan. Dari produk ide-ide yang dimunculkan oleh mungkin oleh pemikir-pemikir pinggiran itu dapat dijadikan sebuah bentuk karakter suatu daeah bahkan salah satu bentuk kekayaan negara atau kekayaan dan sekaligus bentuk identitas peradaban manusia yang turun menurun tanpa ada paksaan dalam pelestariannya. Disinilah bahwa alam juga mengajarkan kepada manusia untuk menjaga ritme dalam prakti-praktik kehidupan untuk mencapai kesempurnaan hidup, agar kemudian manusia tidak menjadi jumud dan takut berdiri besama perbedaan-perbedaan baik dalam realitas indra ataupun realitas ide-ide. Perbedaan yang penting adanya juga akan menjadikan indah adanya, dari warna warni, tinggi rendah, jauh dekat, baik buruk, protagonis antagonis, pinter bodoh, gila normal akan membentuk sebuah keteraturan tersendiri dan akan membentuk suatu keseimbangan yang terus menerus akan berulang-ulang walaupun dengan bentuk dan realitas yang pasti beda, ada soal ada jawaban, ada masalah ada penyelesaian. Dari kesamaan-kesamaan tumbuh suburlah perbedaan-perbedaan, dalam perbedaan tumbuh suburlah kesamaan-kesamaan.
Karya seni murni berasal dari alam alami yang menjadi guru dari para inspirator tentang betapa indahnya seni alam alami, alam menjadi guru para seniman kelas langit, alam dapat membaca, menulis, menyanyi, melukis, ataupun berdrama. Guru para seniman yang sejati adalah alam indah nan seimbang, kesejukan udara di pegunungan membisikkan pada hati manusia berbahagialah engkau dengan sejuknya rasaku, biru langit, goyangan ombak, hijaunya dedaunan, kukuh dan indahnya gunung, semilir angin, kemericik swara angin, letusan gunung, kicauan burung, tupai yang pandai meloncat, ikan yang tidak pernah kedinginan, ular yang tidak keselepeken dalam lubang rumahnya pernahkah kita rekam dalam sebuah kaset jiwa dan kita rasakan, pikir dengan hati dan akal yang paling lembut, sehingga dapat menumbuhkan keindahan-keindahan dalam hidup dan ide kita.
Seni ibarat air hujan, jika turun pada mangga maka berbuahlah mangga itu, jika turun pada jeruk maka manislah jeruk itu, jika turun pada bunga melati maka akan menambah wangi melati itu,  akan tetapi jika turun pada pohon pokak yang pait maka semakin pahit pulalah pokak itu, jika turun pada bunga bangkai maka semakin menyengatlah bahu bunga itu. Begitu juga jika seni jatuh pada mereka yang behati dan berakal baik maka akan semakin baik pula akal dan hati tersebut, jika seni turun pada mereka manusia yang rusak hati dan akalnya maka akan semakin sesatlah mereka, waaupun kekesatan itu dapat kembali.
Manusia dalam hidupnya tidak dapat lepas dari seni, tim pengajar butuh seni pengajaran, pelatih sirkus butuh seni latihan, dalam perang dibutuhkan juga seni perang dalam politik  juga dibutuhkan seni politik agar tidak  jenuh, dalam perampokan dan perjudianpun juga membutuhkan seni perampokan agar terlihat cantik dan kemudian menghasilkan.
Seni dicipta memang lebih orisinil dari pada seluruh ide-ide yang pernah ada, jarang ide selain seni yang mengungkap realitas lebih jujur dan lebih orisinil, selain seni sudah banyak tercampur dengan tendensi-tendensi yang mengkotak-kotakkan manusia. Seni yang utuh akan selalu lantang menyuarakan realitas, seni yang utuh akan lebih dapat diterima hati dan akal secara utuh dari pada selain seni. Asalkan bukan hasil pekerja seni yang dipekerjakan atau pekerja seni yang sudah beragama keuntungan.
Seni lebih dapat menmbus batas-batas aturan atau dinding tebal yang mengkungkung jiwa dan akal manusia, seni dapat hidup mandiri dengan seluruh komponen dan kekayaan serta keuniversalan yang btidak akan pernah terbunuh, seni berwatak luwas dan luwes, seni tidak pernah sombong dengan seninya, seni ada dimana-mana, diterminal, di warung kpi, di diskotik, di sekolah dan dikampus, di pasar, di setiap gedung, di lapangan, di tepi sengai, danau dan laut, di pinggir jalan, staisiun, bus, kos, kantor, kamar, sambil mandipun manusia banyak yang sambil menyanyi atau bersiul. Suku, negara, agama, kelompok tidak lepas dari seni sebagai identitas dan sekaligus pembangkit semangat untuk bergerak.
Seni menghidupkan seni mematikan., seni membahagiakan, seni menyengsarakan, seni itu  menyenangkan, seni itu membangkitkan seni itu menidurkan, seni itu mencerdaskan, seni itu membodohkan, seni itu memanusiakan manusia, seni itu membinatangkan manusia,  seni itu mengkafirkan, seni itu menauhidkan, tinggal siapa yang menjadi nahkoda dari sesi-seni yang ada. Jika ada manusia yang tidak suka seni maka hakikatnya mereka sedang membuat seni kehidupan unutk mempercantik warna-warni kehidupan.
Tingginya sastra dalam beberapa kitab suci mampu membangkitkan para kaum syar’i buta untuk berjuang mati-matian membela kebenaran dari hasil interpretasi satu orangvatau satu sekte, begitu juga satu ayat tentang kepasrahan, dapat memasrahkan diri manusia dalam jalan hidup yang telah diberikan oleh Tuhan yang dipercayai mencipta dan telah menentukan seluruh hidupnya. Kekuatan seni sastra yang terkandung di dalam kitab-kitab suci dan cara-cara doktrinasi yang tepat akan dapat menggiring manusia selayaknya gembala-gembala menggiring kamping sesat yang tak tahu jalan. Dan betapa novel, berap karya sastra, berapa cerpen, berapa puisi atau yang lain yang dapat mempengaruhi jiwa dan akal manusia.
Jika ingin hjidupnya semakin smpurna wajib menganal seni, jika inhin mngenal seni maka banyak ber fikir, kontemplasi, konsentrasi, meditasi atau muhasabah atau holwah di gua agar hati dan akal dapat menerima keindahan dan keuniversalan seni, seni dapat membuat manusia mengide dan menulis, menulis dan mengide, dengan seni manusia dapaty mengenal mana hati, mana ruh, mana akal, mana nafsu, mana bisikan jahat, mana suara petunjuk dan mana gelap, mana terang, mana gila mana waras, mana yang dicipta dan mana yang mencipta atau sama sekali tidak dapat membedakn itu juga lebih bagus. Menarik mana gambar Rusa yang lagi Kawin dan gambar rusa yang sedang menyusui?.
Alam nyata, alam ghaib, alam ide, alam , realitas, alam barzah, alam kandungan, alam kubur, alam sorga, alam neraka, alam Tuhan, alam demit, alam tempo doelu, alam malaikat, semuanya dapat diungkapkan dan dibahasakan dengan seni dan difahamkan dengan seni. Karena seni merupakan gambaran dari realitas atau fakta yang lebih berani dan lebih orisinil, seni lebh terbuka, seni ungkapan yang lebih dalam dari apa yang kasat mata. Dengan seni kita dapat berjuang tanpa mengeluarkan darah dan mencerahkan manusia tanpa banyak korban.


By: Abdullah SAM

Tidak ada komentar: