SELAMAT MEMBACA

Jumat, Mei 18, 2012

LOGIKA PERUT


Ketika menusia dihadapkan suatu persoalan hidup yang rumit, kumudian kita telah mengetahui bersama bahwa hobi manusia dalam hari-harinya adala makan atau mengisi perut yang itu mesti harus adanya, sehingga ketika kita sering berbicara tentang makan terkadang menjadi suatu yang tabu, “orang kok yang dipikir Cuma makan” karena hal itu merupakan kebutuhan hajat hidup seluruh mahluk yang bernyawa.

PERUT
Oleh: Abdullah SAM
9/7/05
perut
perut kosong keroncongan
akal tak jalan
otak tak perang
takut lapar perut
perut takut lapar
siapa tak kenyang
suka mengganyang
wahai alam
isilah aku perut
sehari terasa sesasi
perut dunia tak terbiasa lapar
jika lapar akan menjadi ular
aku perut tak kuasa menahan lapar
logika perut
perut menjadi logis
aku perut butuh perut
bisakah kau berjalan
tanpa perut

Maka ketika kita ngomong perut berarti awal kejadian seluruh perubahan yang pernah dilakukan oleh manusia atau mahluk yang memiliki perut mainnya, bahkan logika kebenaran yang dimunculkan saat ini tidak lepas dari logika perut manusia-manusia yang memunculkan ide-ide baru untuk kepentingan perut mereka dan anak-anak nya. Jika tidak malu akan saya tulis sebenarnya perut atau logika perut adalah sebagai penggerak adanya awal peradaban manusia.
Akan tetapi sangat jarang manusia kemudian ingat dan menyukuri kenikamatan perut yang selalu setiap terisi setiap hari, padahal itu merupakan penggerak awal seluruh aktivtas menusia dalam hari-harinya, dari sokongan energi yang disimpan dalam perut kemudian manusia dapat berjalan, dapat berfikir, dapat menikmati siang ataupun malam, dapat menikmati dzikir  dan rahmat-rahmat yang lain.
Jujur atau tidak manusia dalam, sebenarnya manusia dalam bicaranya, tindakannya dan aktifitas –altifitas yang lain, intinya adalah bagaimana logika perut dapat terpenuhi, jika tidak percaya! Jawab pertanyaan berikut ini: adakah pak tukang geledek bekerja tanpa makan?,adakah orang berpuasa tanpa buka? adakah orang berfikir tanpa mengisi perut? Adakah dosen guru pegawai, militer, karyawan, budak melakukan aktifitasnya tanpa makan di tengah-tengah kesibukannya? Jika ada mungkin umat Afrika, Etopiya, Nusa tenggara barat, itupunm karena mereka tidak ada yang dimakan.  Adakah aturan yang meniadakan amal sedekah, zakat, jariah, korban untuk perut orang miskin? Orang semiskin apapun mereka akan bertahan hidup walaupun bertahan  dengan hanya makan satu hari, atau harus makan dedek yang penting perutnya dapat terisi.
Adakah satu bayi, anak ayam, anak anjing, anak kuda, anak  singa yang belum bisa barjalan dan bicara kemudian kelaparan, kiranya kita sulit di dunia ini kita menemukan satu mahluk hidupun yang lepas dari logika perut atau kebutuhan perut.
Kelihatan lucu dan tabu memang ketika kita datang pada suatu acara baik dalam acara ritual, rapat, koordinasi, undangan pengantin, atau acara-acara lain yang kemudian kita menanyakan tentang makanan atau dengan pertanyaan: nanti hidangannya apa? Akan tetapi didalam benak masing masing tetap berharap dengan kuat bahwa dalam acara tersebut ada makanan yang seperti mereka angan-angankan. Hanya saja hakikat kebutuhan dan sekaligus kebutuhan dasar manusia itu sangat memalukan jika kita bicarakan, walau sebenarnya makan atau logika perut itu adalah suatu kekayaan dan nikmat yang mesti menjadi milik kita dan sekaligus kita yang menikmatinya. Jadi jangan dilupakan nikmat perut tersebut!.
Dan perlu diingat bahwa untuk memenuhi kebutuhan logika perut tersebut kita cukup dengan mengingat mak tik mak yem, mak jah warung pojok yang setiap hari kita nongkrong disana. mereka adalah sangat berjasa sama kita dan para pemikir pemikir yang terlihat pinter itupun juga dapan memenuhi kebutuhan logika perutnya hanya dengan kerelaan para buruh-buruh tani yang terlihat goblok dan sekaligus telah tersingkirkan bahkan tertindas.
Pak paijan penjaga tambak, pak sapari tukang becak, pak toha jagal ayam, pak sumanto tukang menek klopo, pak saman tukang golek sagu, pak sukri penjual trasi, pak sutres pedagang kacang, pak sardi buruh tani, pak dullah bakol kopi, pak slamet tukang etek, cak mat bakul sate, cak nanang bakul STMJ, cak suruto bakul onde-onde, pak di bakol bakso, mak tar bakul sego, cak maun bakul tahu, cak prayit bakul buah, cak jono bakul soto, lek am bakul rujak, mas nur tempe penyet, matur suwun kau telah membantu manusia –manusia  untuk memenuhi kebutuhan perutnya. Wong-wong kabeh luwih becik tinimbangane antek-antek negoro sing ngentekke duwite negoro sing kanggo rakyat cilek, bahkan juga lebih baik dari pada mereka yang menjual kepala rakyat kecil untuk kepentingan kekuasaan, juga lebih baik dari pada mereka pengekspor susu dan lontong keluar negeri ( PJTKI pengekspor TKW/TKI).
Jadi penulis ikut bangga terhadap pahlawan –pahlawan kecil sederajat penjualan gorengan yang jauh dengan populariotas dan sekaligus uang –uang kotor milik negara, penjual makanan yang menghidupkan perut-perut untuk bekerja untuk perut besoknya adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang menghidupkan dan memenuhi logika perut umat manusia penggerak dunia.
………
Konco…!
Jika kita mampu dan mau betapa besarnya nikemat yang kita terima melalui perut dan kita mau dan mampu mengambil hikmahnya, kemudian kita selalu menyukurinya, maka  akan menggugah  rasa kemanusiaan manusiamu yang telah tertidur lelap di dalam diri, jiwa akalmu. Dengan kita dapat merasakan betapa nyamannya ketika perut kita terisi air yang segar ketika kemarau datang dengan terik matahari yang menghauskan, betapa leganya ketika perut kita terisi makanan, dengan sayur lodeh, nasi hangat, sambel bajak, ada ikan asinnya,  kerupuk, empal, dan ada buah semangka yang sudah dikupas dan tinggal heleb saja sebagai cuci mulut setelah kita puasa satu hari, atau dari perjalanan jauh, atau dari bekerja atau dari kuliyah, atau setelah melihat berita kelaparan di Afrika dan di etopiya, dan kelaparan di NTB. Pikirkan!
….
Perut tho’at!
Logika hati dan logika akal atau logika –logika yang lain semuanya akan tergantung pada logika perut, jika perut kita isi dengan isi makanan yang baik maka yang keluar dari logika logika yang lain juka logika-logika yang baik juga, atau logika yang akan memberi manfaat bagi umat manusia atau alam. Dengan makanan yang suci tidak akan menimbulkan penyakit hatin dan penyakit akal, dan setelah meresap makanan tersebut akan mengelurkan ide-ide atau anak anak pikiran yang membawa manusia ke thoatan atau menjadikan manusia soleh sosial dan sekaligus menumbuhkan akal, hati, jiwa, ruh yang menuhan. “Le’e kok”.
…..
Perut laknat!
Logika hati dan logika akal atau logika-logika yang lain akan menjadi laknat seluruh umat manusia dan seluruj alam, jika apa yang kita masukkan ke dalam perut adalah barang atau makanan yang kotor, menjijikkan dan bahkan milik orang orang mlarat atau anak yang tidak memiliki bapak atau emak. Jelas manusia yang memakan makanan yang tidak baik atau tidak suci maka secara tidak langsung energi yang akan ditimbulkan oleh makanan tersebut adalah ide-ide jahat- pikiran-pikiran kotor, prilaku-prilaku menyimpang, yang tidak sama sekali memanusiakan manusia. Dengan seperti itu logika –logika yang lainpun akan mengikuti energi yang mendorongnya yaitu kearah kebinatangan yang semakin menjauh dari arah kemanusiaan. “Iku wae yo mbuh”.

Maka perlu yang namanya perut mendapat perhatian khusus, kemudian bagai mana memiliki perangkat otomatis untuk bagai mana logika perut menjadi awal logika-logika yang lain yang dapat memunculkan logika-logika yang memanusiakan manusia. Beruntungnglah kau yang jarang makan yang berarti logika perutmu tidak terlalu banyak kemasukan alat-alat logika kesesatan, dan manfaatkanlah kau yang terpenuhi logika perutmu untuk menolong perut-perut yang lain yang sampai hari ini selama satu bulan ini belum kemasukan nasi.


By: Abdullah SAM

Tidak ada komentar: