Perbedaan manusia yang memiliki kekuasaan dengan manusia yang tidak memiliki kekuasaan ibarat orang tua dan anak, yaitu anak yang tidak pernah tahu ketika orang tuanya membuat adaik barunya, walaupun anak itu sudah pinter, tidak akan pernah tahu rekayasa yang dilakukan oleh orang tuanya, dengan klem moralitas, tidak sopan dan sebagainya dan menganggap tabu melihatnya dan hingga anakpun tidak memikirkan unutk bagai mana tahu proses yang dilakukan oleh orang tuanya.
Begitu juga penguasa dalam mempengaruhi umat manusia atau “rakyat korban” tidak akan penah diketahui oleh anak-anak bangsa yang tidak tahu kunci-kunci kekuasaan demi terjadinya sebuah kewajaran dalam diri, otak dan hati umat manusia. Seting cantik yang dilakukan oleh penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya dngan perangkat dan alat yagn mereka miliki sehingga dengan mudah penguasa membangun opini dan meyakinkan manusia manusia yang di anggap goblok. Atau manusia mausia yang telah dirampas manusianya.
Dengan mengatasnamakan rakyat, kebenarn, nasionalisme, kemerdekaan dan bahasa-bahasa yang menggiurkan lainnya sebagai batu loncatan untuk meraih kekuasaan. Kekuasaan tertinggi milik rkyat itu bahasa yang dapat membius rakyat kecil yang tertindas, dengan bahasa seperti itu kemudian mereka yang memiliki dan mampu mencari peluang dengan mudah untuk melakukan klem-klem untuk mencari nsimpati dan janji demi rakyat. Biaya untuk mencari kekuasaan sangat mahal sehingga ketika sudah memiliki kekuasaan maka wajar jika lupa daratan karena mereka sendiri setelah mengeluarkan modal unutk meraih kekuasaan juga butuh daratan unutk dirinya sendiri.
logika taqdir, logika perasaan, logika keimanan, logika impian, logaki setan dan logika malaikat serta logika tuhan, sumpah ada adanya.
By: Abdullah SAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar