SELAMAT MEMBACA

Jumat, Mei 18, 2012

IDE BEBAS


Kenapa diharuskan ada agama jika agama hanya alat untuk menindas?, kenapa harus ada negara jika hanya untuk merampas kemerdekaan rakyatnya sendiri?, kenapa harus ada upacara perkawinan jika hanya hanya untuk saling menindas?, mengapa harus ada aturan jika hanya untuk dilanggar?, mengapa membuat hukum keadilan jika hanya berlaku untuk orang kecil?,
Mengapa tidak berontak jika di jajah?, mengapa tidak menentang jika di injak?, mengapa tidak kau katakana hitam jika memang hitam?, mengapa kita harus menurut jika itu salah?, mengapa harus bekerja jika hanya untuk sengsara?, mengapa harus kuliah jika untuk hanya untuk bertemu para pemulung ide?, mengapa masuk kampus jika hanya ingin bodoh?, mengapa harus ada kata cinta jika untuk memperkosa?, mengapa harus ada bahasa jika menambah kebingungan?,  mengapa harus ada hak asasi jika hak asasi memang tidak ada?,.
Jika ingin menjadi manusia, harus berani mengatakan tidak didalam ke iyaan manusia di sekeliling kita, senyampang tidak lurus dengan apa yang seharusnya dilakukan. Jangan kemudian kita mengamini sesuatu yang betul-betul salah adanya. Mungkin resiko kecilnya adalah mati, seperti halnya sejarah terdahulu.
Memang hari ini adalah jaman edan yen ora edan ora keduman, kiblat manusia sudah tidak lagi aturan akan tetapi hanya keuntungan-keuntungan sesaat demi perut yang takut lapar, hanya saja sudah pandai main sandiwara untuk menjadi manusia yang sok moralis, sok pahlawan, sok pinter, sok suci dan sebagainya yang hakikatnya hanyalah untuk menutupi segala kelemahan, kekurangan yang terjadi pada dirinya. Terlebih lagi mereka yang memegang kursi, waduh minta ampun pinternya dalam memainkan peran kebaikan, agar visi, misi tujuan pribadinya tercapai.
Kita harus banyak berguru dengan diri kita sendiri ketika malam sunyi telah tiba!, kita harus sering melakukan muhasabah terkait dengan apa yang pernah kita lakukan!, kita harus sering berdialog dengan alam semesta!, kita harus sering berbincang dengan ombak dilautan! Kita harus sering berfikir tentang keadaan jiwa, kondisi hati dan akal kita!, kita sebaiknya sering berdiskusi dengan gunung-gunung yang menjulang! Baik kayaknya ketika kita sering memandangi bintang dan bulan purnama yang menyinari malam! Bagus juga ketika siang bolong kita menoleh dan melihat cahaya matahari yang sedang menantang malam! Ada juga angin semilir yang menyentuh kulit!, api kenapa panas ya?, kemericik air sungai menghidupkan suasana, membaca seluruh manusia dan ciptaannya juga mengasikkan, agar hati, pikiran akal, otak ruh kita terbiasa untuk hidup dan tidak kesepian dalam keramaian.
Oh ya..! jika ada pembaca yang sudah dianggap paling pinter oleh orang di sekelilingnya atau yang merasa pinter wis bagaimana jika ada pertanyaan: berapa jumlah pasir di sungai? Dimana batas ahir bawah, atas, utara, selatn, barat dan timur? Berapa huruf yang pernah kita ucap? Berapa huruf yang pernah terucap oleh seluruh umat manusia? Siapa pertama kali yang menemukan bahasa “siapa”? ketika aku nulis buku ini lagi pakai pakaian apa, warna apa, menghadap kemana, ada siapa saja di samping saya, dimana kapan dan lagi dengerin lagu apa? Pasti gak tahu deh tapi kok sudah disebut orang pinter ya! Wah mungkin batasan orang piter harus diperjelas! Dan pertanyaan itu ada dan sangat logis adanya. Bahasa dan pengetahuan kita sangat terbatas sehingga jangan dibatasi! Tidak bisa kita bayangkan setiap hari Koran, majalah, film, selalu memproduksi dan pasti beda setiap detiknya! Dan itupun tidak akan bisa membahasakan realitas yang sebenarnya, mungkin hanya semacam saja. Jika seperti itu berarti tidak akan terjadi adanya ide final, dan masih buuanyak lagi ruang, benda waktu yang belum dibahasakan, di tulis, di idekan, ditemukan, diketahui yang seakan akan alam ini masih utuh belum tersentuh kecuali sangat sedikit suwequwali. Untuk itu kita harus mengide jangan jadi pemulung ide. Ide jauh dari final, kebenaran belum final,  ayo…. Ayo ngide ayo!  Sepurane ide bebasku tak penjara  karo bahasa yang sangat tidak membebaskan! Hanya untuk mendakwahkan saja kok!


Oleh: Abdullah SAM

Tidak ada komentar: