SELAMAT MEMBACA

Kamis, April 19, 2012

PENGARUH TELEVISI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

Perjalanan panjang manusia di awali ketika masa kanak-kanak, di mana secara alamiah anak-anak masih dalam tahap pembentukan dasar untuk dapat membentuk pribadi mereka, untuk itu peran media sangat penting, namun kita harus hati-hati, sebab media mudah sekali dalam memepengaruhi anak-anak. Salah satunya adalah televisi. Keith W. Mielke sebagaimana dikutip oleh Arini Hidayati dalam bukunya berjudul  “Televisi dan Perkembangan Sosial  Anak”  mengatakan bahwa:  “Masalah paling mendasar bukanlah jumlah jam yang dilewatkan si anak untuk menonton televisi, melainkan program-program yang ia tonton dan bagaimana para orang tua serta guru memanfaatkan program-program ini untuk sedapat mungkin membantu kegiatan belajar mereka”.(1998:74)
Harus kita akui, belakangan ini berbagai tayangan televisi cenderung disajikan secara kurang selektif. Tayangan sinetron televisi, misalnya, kini didominasi oleh kisah-kisah percintaan orang dewasa, banyolan-banyolan konyol ala pelawak, intrik-intrik rumah tangga dari keluarga elit, cerita laga dan sejenisnya. Jika terus-terusan ditonton anak, hal ini akan membawa pengaruh kurang sehat bagi mereka. Sementara tayangan film yang khusus disajikan untuk anak-anak sering kali berisi adegan jorok dan kekerasan yang dapat merusak perkembangan jiwa. di sisi lain, aneka acara yang sifatnya menghibur anak-anak, seperti acara permainan, pentas lagu-lagu dan sejenisnya kurang memperoleh prioritas, atau hanya sedikit memperoleh jam tayang.
Dalam situasi demikian tentu saja akan bersifat kontra produktif jika beberapa stasiun televisi menayangkan berbagai acara yang kurang memupuk upaya penanaman nilai agama dan budi pekerti. Untuk itu, sudah saatnya para pengelola televisi dituntut kesediaannya dalam memperbanyak volume acara yang membawakan pesan-pesan edukatif, positif. Sebaliknya mengurangi volume tayangan yang secara terselubung membawakan pesan-pesan negatif seperti sinetron yang bertemakan percintaan antara siswa dengan gurunya, intrik antar gadis dalam memperebutkan cowok keren, kebiasaan hura-hura, pesta, serta adegan-adegan kurang pantas lain yang membuat kalangan orang tua mengelus dada.
Untuk itu perlu ada adanya solusi dari beberapa pihak, Pertama, jelas perlu ada sosialisasi secara massif kepada para orang tua tentang bahaya program yang ada di televisi pada setiap media yang ada, termasuk koran ini dan juga diperlukan kewaspadaan yang penuh dengan tidak membiarkan anak-anak menonton televisi dengan bebas. Meskipun label pihak televisi yang diberikan adalah acara untuk anak. Kedua, perlu penjagaan program acara televisi secara langsung dengan cara mendampingi waktu anak-anak menonton  televisi dan sekaligus bisa memberi penjelasan saat dibutuhkan. Untuk itu, kesiapan orang tua untuk  mendampingi di tengah kesibukan seabrek kegiatan mutlak diperlukan. Orang tua perlu terus mananamkan daya pikir yang kreatif anak dalam belajar. Orang tua tidak perlu melarang anaknya menonton TV. Yang justru mendapat perhatian serius adalah bagaimana orang tua memilihkan acara yang betul-betul bermanfaat bagi pendidikan dan perkembangan anaknya, agar anak tersebut dapat terangsang untuk berfikir kreatif. Ketiga, perlu diupayakan pemberdayaan masyarakat dengan diadakan lembaga kontrol yang bisa memberi masukan dan kajian kritis tentang isi program siaran televisi dan dampak yang ada.

Tidak ada komentar: