Awal kehidupan dalam kandungan, menurut para ahli embriologi, terjadi dalam apa yang di sebut proses reproduksi (Maurice Bucaille, 1986:200-222). Proses reproduksi sebenarnya bermula dan beintikan pada konsep, yaitu pertemuan dan pembuahan sel telur wanita oleh sperma laki-laki. Sel telur dan sperma, dalam Islam di kenal dengan nama “nuftah” yakni setetes cairan tertentu (Imam Bawani, 1990:16). Sebagaimana di nyatakan dalam Al-Quran surat An-Nahl, ayat 4:” Dia (Allah SWT) telah menciptakan manusia dari nuftah (air mani), tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.”
Melalui proses reproduksi, dari bentuk nuftah selanjutnya berubah menjadi ‘alaqoh, artinya segumpal darah atau sesuatu yang bergantung pada dinding rahim. Sesuai dengan kenyataan, bahwa setelah terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, kira-kira 6 hari kemudian cairan tersebut bergerak dan masuk ke dalam rongga kandungan, lalu menempel pada salah satu dindingnya dalam posisi tergantung. Sebagaimana dalam Al-Quran surat Al-Qiyamah, ayat 36-40.
Setelah melalui proses sebagai ‘alaqoh, kemudian embrio tersebut memasuki tahap perkembangan berikutnya dalam wujud daging yang di gulung-gulung (mudhghah). Informasi seperti ini sesuai dengan ilmu kedokteran modern, bahwa kurang lebih usia 20 hari terhitung dari peristiwa konsepsi, daging tersebut secara bertahap mulai mengambil bentuk yang semakin sempurna, antara lain di tandai oleh munculnya jaringan tulang dan otot serta berbagai organ kehidupan yang lain. Sebagaimana di nyatakan dalam Al-Quran surat Al-Mukminun, ayat 14.
خلقناالنّطفة َ علقة ً فخلقناالعلقة َ مضغة ً فخلقنا المضغة َعظمًافكسونَاالعظمَ لحمًاثمّ أنشأْنه خلقًا أخر فتبارك الله أحسن
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Surat Al-Mu’minun 14)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar