Jika tasawuf dihubungkan dengan akhlaq, maka seseorang menjadi ikhlas dalam beramal dan berjuang semata-mata karena Allah, bukan karena maksud yang lain. Hal-hal yang harus diamalkan manusia biasanya dijelaskan dalam ilmu akhlaq, termasuk persoalan kemasyarakaan dan jalan hidup yang harus ditempuh manusia. Jelaslah bahwa akhlaq adalah permulaan dari tasawuf dan tasawuf adalah ujung dari akhlaq.
Kaum sufi memandang ajaran Islam dari dua aspek, yaitu aspek lahiriah (seremonial) dan aspek batiniah(spiritual), yang disebut juga sebagai aspek dalam dan aspek luar. Aspek dalam merupakan pengalaman yang paling utama dengan tidak mengabaikan aspek luarnya untuk
membersihkan jiwa. Dari sinilah seseorang merasa rindu kepada Tuhan bebas dari egoisme.
membersihkan jiwa. Dari sinilah seseorang merasa rindu kepada Tuhan bebas dari egoisme.
Menurut kaum sufi, mental yang kotor tidak bisa diterapi dari aspek lahiriah saja. Untuk itu pada tahap awal memasuki kehidupan sufi, seorang murid diharuskan melakukan keruhanian yang cukup berat.
Sistem pembinaan akhlaq dalam dunia sufi disusun sebagai berikut:
1. Takhalli, yaitu langkah membersihkan diri, misalnya dengan taubat. Hati dihiasi dengan rasa ikhlas dan jiwa dengan muhasabah.
2. Tahalli, yaitu langkah menghiasi diri dengan takwa. Hati dihiasi dengan siddiq dan jiwa dihiasi dengan musyahadah.
3. Tajalli, yaitu langkah memantapkan, memperdalam, dan memelihara diri dengan istiqamah. Hati dihiasi dengan tuma’ninah, dan jiwa dengan ma’rifah.
Demikianlah hubungan tasawuf dengan akhlaq. Dengan takhalli dalam rangkaian sistem pendidikan mental, seorang sufi berlatih menguasai ilmu dunia serta akses negatifnya. Dengan tahalli, seorang sufi menghiasi diri dan mengisi kalbu dengan sifat siddiq dengan sifat-sifat luhur lainya menuju manusia paripurna. Selanjutnya dengan tajalli seorang sufi memperdalam rasa ke-Tuhanya, antara lain dengan munajat, dzikir maut, istiqomah, tuma’ninah, dan ma’rifah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar