SELAMAT MEMBACA

Sabtu, Maret 24, 2012

Kognisi

Manusia dalam hidup dan kehidupannya selalu melaksanakan aktifitas dalam melaksakan aktifitas tersebut seperangkat alat-alat kejiwaan dalam diri manusia bekrja. Alat alat kejiwaan itu saling mengisi, kait mengait antara satu dengan yasng lainnya, bersifat fisik maupun psikis..
            Kedua jenis aktivitas tersebut hanya dapat dibedakan, tetapi tidak bisa dipisahkan, KarenA manusia itu merupakan satu kesatuan  yang mempunyai sifat fisiologi sikologis. Misalnya, sesorang yang sedang merngetik (aktifitas jasmaniyah), harus sudah menghafal kata-kata atau kalimat yang akan diketik sekaligus hafal dimana letak huruf-hurufnya, angka-angka dan tanda-tanda lainnya (aktivitas ruhaniyah).
            Fungsi-fungsi jiwa dalam kenyataannya sangat sulit dan rumit. Untuk itu, para ahli menggolongkannya menurut alat-alat yang berfungsi. Terkait dengan hal ini, Aristoteles membagi aktifitas atau kegiatan jiwa individu menjadi dua golongan (Bimo Walgito,1983: 49), yaitu:
1.      Kemampuan manusia menerima stimulus dari luar. Kemampuan ini berhubungan dengan pengenalan (kognisi).
Kognisi adalah pengamatan; pemikiran; pencapaian pengetahuan tentang sesuatu . Dan atau kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat mempengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku atau tindakan mereka terhadap sesuatu. Merubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat merubah perilaku mereka. Adapun gejala pengenalan (kognisi) secara umum dapat di bagi dua yaitu: melalui indera dan melalui akal. Dari kedua pengenalan itu pada akhirnya akan saling menentukan bagi kapasitas kognisi (intelegensi).
1.      Pengamatan 
Pengamatan sebagai fungsi jiwa dapat di artikan sebagai unit organisasi dan interprestasi kesan-kesan timbul yang merupakan hasil pekerjaan indera sehingga individu dapat meberikan kenyataan yang ada di sekitarnya.
            Setiap kekuatan yang merangsang seseorang yang berasal dari dalam atau dari luar menarik perhatianya. Apabila ia menyatakan bahwa ia memberikan perhatian kepada sesuatu itu, berarti bahwa ia memutuskan kegiatan jiwanya kepad objek tersebut tidak kepada objek-objek lainnya. Perbuatan juga dapat diarahkan kepada pikiran atau keadaan emosi seseorang, Perhatian perlu sebagai persiapan bagi bentuk-bentuk kegiatan jiwa lainnya.
2.      Tanggapan
Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok dapat diartikan sebagai kesan-kesan imajinatif bagi individu sebagi akibat pengamatan, objek-objek yang diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu-waktu pengamatan.
            Tanggapan merupakan gambaran ingatan dari seseuatu pengamatan, maka tanggapan dapat dibedakan menjadi:
a.       Menurut alat indra: yang berperan dalam  waktu mengamati ada tanggapan fisual (penglihatan), auditif (pendengaran), penciuman dan sebagainya.
b.      Menurut terjadinya: ada tanggapan ingatan, ada tanggapan fantasi.
c.       Menurut terikatnya: ada tanggapan benda dan ada tanggapan kata.
3.      Fantasi
            Fantasi dapat diartikan sebagai kemampuan daya jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada tidak perlu sesuai dengan benda-benda yang ada. Kemampuan jiwa manusia membentuk tanggapan baru yaitu berupa imajinasi.
4.      Ingatan
            Ingatan dapat diartikan sebagai kesanggupan jiwa untuk mencamkan, menyiapkan, dan memproduksi suatu tanggapan. Rumusan definisi yang dikatakan bahwa ingatan adalah suatu aktifitas tempat pengetahuan manusia berasal (berdasarkan kesan-kesan dari masa lampau).
            Aktifitas atau perbuatan mengingat kemungkinan individu tetap memiliki kesan-kesan yang dimilikinya. Oleh karena itu, aktivitas mengingat harus memenuhi unsure-unsur berikut:
a.       Mencamkan (learning)
b.      Menyimpan (retaining)
c.       Memproduksi (recalling)
5.      Berpikir
            Berpikir merupakan fungsi jiwa yang mengandung maksud dan tujuan memecahkan masalah, menemukan hubungan, dan menentuka sangkut paut antara masalah satu dengan yang lainnya.
6.      Inteligensi
            Inteligensi adalah kemampuan menunjukkan bagaimana cara ndividu bertingkah laku dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Referensi 

Baharuddin, Psikologi Pendidikan, (Malang: Ar Ruzz Media, 2010)

Tidak ada komentar: