Manusia dalam hidup dan kehidupannya selalu
melaksanakan aktifitas dalam melaksakan aktifitas tersebut seperangkat
alat-alat kejiwaan dalam diri manusia bekrja. Alat alat
kejiwaan itu saling mengisi, kait mengait antara satu dengan yasng lainnya,
bersifat fisik maupun psikis..
Kedua jenis aktivitas tersebut hanya
dapat dibedakan, tetapi tidak bisa dipisahkan, KarenA manusia itu merupakan
satu kesatuan yang mempunyai sifat fisiologi
sikologis. Misalnya, sesorang yang sedang merngetik (aktifitas
jasmaniyah), harus sudah menghafal kata-kata atau kalimat yang akan diketik
sekaligus hafal dimana letak huruf-hurufnya, angka-angka dan tanda-tanda
lainnya (aktivitas ruhaniyah).
Fungsi-fungsi jiwa dalam
kenyataannya sangat sulit dan rumit. Untuk itu, para ahli menggolongkannya menurut
alat-alat yang berfungsi. Terkait dengan hal ini, Aristoteles membagi aktifitas
atau kegiatan jiwa individu menjadi dua golongan (Bimo Walgito,1983: 49), yaitu:
1.
Kemampuan
manusia menerima stimulus dari luar. Kemampuan ini berhubungan dengan pengenalan
(kognisi).
Kognisi adalah pengamatan; pemikiran; pencapaian pengetahuan tentang
sesuatu . Dan atau kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari
proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses yang dilakukan adalah
memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas
mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan
berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan
atau inteligensi. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat
mempengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku atau tindakan
mereka terhadap sesuatu. Merubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya
dapat merubah perilaku mereka. Adapun gejala pengenalan (kognisi) secara umum dapat
di bagi dua yaitu: melalui indera dan melalui akal. Dari kedua pengenalan itu
pada akhirnya akan saling menentukan bagi kapasitas kognisi (intelegensi).
1.
Pengamatan
Pengamatan sebagai fungsi jiwa dapat di artikan sebagai unit
organisasi dan interprestasi kesan-kesan timbul yang merupakan hasil pekerjaan
indera sehingga individu dapat meberikan kenyataan yang ada di sekitarnya.
Setiap kekuatan yang merangsang
seseorang yang berasal dari dalam atau dari luar menarik perhatianya. Apabila
ia menyatakan bahwa ia memberikan perhatian kepada sesuatu itu, berarti bahwa
ia memutuskan kegiatan jiwanya kepad objek tersebut tidak kepada objek-objek
lainnya. Perbuatan juga dapat diarahkan kepada pikiran atau keadaan emosi
seseorang, Perhatian perlu sebagai persiapan bagi bentuk-bentuk kegiatan jiwa
lainnya.
2.
Tanggapan
Tanggapan sebagai salah
satu fungsi jiwa yang pokok dapat diartikan sebagai kesan-kesan imajinatif bagi
individu sebagi akibat pengamatan, objek-objek yang diamati tidak lagi berada
dalam ruang dan waktu-waktu pengamatan.
Tanggapan
merupakan gambaran ingatan dari seseuatu pengamatan, maka tanggapan dapat
dibedakan menjadi:
a.
Menurut
alat indra: yang berperan dalam waktu
mengamati ada tanggapan fisual (penglihatan), auditif (pendengaran), penciuman
dan sebagainya.
b.
Menurut
terjadinya: ada tanggapan ingatan, ada tanggapan fantasi.
c.
Menurut
terikatnya: ada tanggapan benda dan ada tanggapan kata.
3.
Fantasi
Fantasi dapat diartikan sebagai
kemampuan daya jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan
tanggapan-tanggapan yang sudah ada tidak perlu sesuai dengan benda-benda yang
ada. Kemampuan jiwa manusia membentuk tanggapan baru yaitu berupa imajinasi.
4.
Ingatan
Ingatan dapat diartikan sebagai
kesanggupan jiwa untuk mencamkan, menyiapkan, dan memproduksi suatu tanggapan.
Rumusan definisi yang dikatakan bahwa ingatan adalah suatu aktifitas tempat
pengetahuan manusia berasal (berdasarkan kesan-kesan dari masa lampau).
Aktifitas atau perbuatan mengingat
kemungkinan individu tetap memiliki kesan-kesan yang dimilikinya. Oleh karena
itu, aktivitas mengingat harus memenuhi unsure-unsur berikut:
a.
Mencamkan (learning)
b.
Menyimpan (retaining)
c.
Memproduksi
(recalling)
5.
Berpikir
Berpikir merupakan fungsi jiwa yang
mengandung maksud dan tujuan memecahkan masalah, menemukan hubungan, dan
menentuka sangkut paut antara masalah satu dengan yang lainnya.
6.
Inteligensi
Inteligensi
adalah kemampuan menunjukkan bagaimana cara ndividu bertingkah laku dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya.
Baharuddin, Psikologi Pendidikan, (Malang: Ar Ruzz Media, 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar