Masa Renaisans
adalah peralihan masa, dimana pengetahuan bersifat doktrinal di bawah pengaruh
gereja berubah ke masa peran nalar. Semangat pencerahan semakin tampak nyata
dalam perkembangan science dan filsafat melalui menguatnya peran nalar (reason)
dalam segala bidang. Munculnya diskusi tentang. “knowledge” yang
menyebabkan perkembangan ilmu dan metode ilmiah yang maju dengan pesat.
Penekanan pada fakta-fakta yang nyata daripada pemikiran yang abstrak. (Berdampak
pada kajian psikologi sehingga ingin menjadi kajian yang ilmiah dan empiris)
Pasca
Renaisans, Psikologi mencoba menjadi bagian dari ilmu faal muncul pada abad 19
seiring dengan kemajuan ilmu alam (natural science). Dimana pada fase
inilah mulai ada jawaban yang empirik dan ilmiah dari pertanyaan-pertanyaan
yang kerap muncul di masa lalu seperti: Apa itu jiwa (soul)?Bagaimana
bentuk konkritnya? Bagaimana mengukurnya? Bagaimana hubungan body-soul ?
Semua Pertanyaan itu terjawab dengan Kemajuan-kemajuan di bidang fisiologis,
meliputi riset-riset di bidang aktivitas syaraf , sensasi, dan otak yang
memberi dasar empiris dari soul (jiwa), yang juga sebelumnya dianggap sangat
abstrak.
Pada akhir
abad 19, dengan perkembangan natural science dan metode ilmiah secara
mapan sebagaimana diuraikan di bagian sebelumnya, konteks intelektual Eropa
sudah “siap” untuk menerima psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri
dan formTanah kelahiran psikologi adalah Jerman. Oleh karenanya munculnya
psikologi tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial Jerman yang memiliki misi
membentuk manusia berkualitas dan penyedia tenaga kerja yang professional.
Wilhelm Wundt, orang pertama yang memproklamirkan psikologi sebagai sebuah
disiplin ilmu. Wundt adalah seorang doktor yang tertarik pada bidang
fisiologis, dimana fisiologis merupakan jalan bagi psikologi untuk bisa masuk
dalam ranah empiris ilmiah dan berdiri sebagai ilmu yang mandiri.
Hingga kemudian kajian ilmu psikologi terbentuk dan
berkembang dengan munculnya berbagai macam aliran psikologi. Berikut adalah
bentuk gambaran dan perkembangan kajian ilmu psikologi:
·
Jerman
Psikologi strukturalisme / Eksperimen
menekankan pada elemen mental, bahwa mental (jiwa) bisa diempiriskan dengan
proses fisiologis Psikologi Gestalt menolak analisis dan
penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil karena dengan demikian,
makna dari jiwa itu sendiri berubah sebab bentuk kesatuannya juga hilang.
Menekankan pada fenomenologis dalam aktifitas mental namun tetap empiris. (pindah
ke amerika tetapi sulit berkembang akibat aliran behaviorisme) Psikoanalisa
mengikuti keaktifan mental dari Gestalt (Freud dengan psikodinamikanya
pada level kesadaran dan non kesadaran) namun tidak empiris (mencegah
bergantung pada empirisme). Tidak seperti ke dua aliran sebelumnya dijerman,
psikoanalisa berkembang bukan dari riset para akademisi, tapi berdasarkan
pengalaman dari praktek klinis hipnosis dalam menangani pasien histeria.
·
Amerika
Psikologi Fungsionalisme penekanan pada fungsi mental bukan hanya penjabaran elemen-elemen
mental (fisiologis) Psikologi Behaviorisme menyatakan bahwa
jiwa atau proses mental bisa diempiriskan melalui perilaku nyatabukan fisiologis
Psikologi Humanistik menyumbangkan arah yang positif dan
optimis bagi pengembangan potensi manusia, disebut sebagai yang mengembalikan
hakikat psikologi sebagai ilmu tentang manusia, perspektif dan metodenya
bersumber dari filsafat setelah perang dunia II.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar