1. Teori Radikal Bebas (Free Radical Theory)
Menurut teori ini sel-sel dalam tubuh dirusak oleh serangan yang terus menerus dari partikel kimia oksigen radikal bebas, yaitu Molekul Oksigen yang memiliki 1 (satu) atau lebih elektron, yang tidak berpasangan, sehingga sangat radikal dan reaktif. Akibatnya sel-sel menjadi rusak sehingga jaringan pembentuk organ pun menjadi rusak, dan dari situlah bermunculan bermacam macam penyakit, akibat kemunduran fungsi organ yang dikenal dengan penyakit Degeneratif. Adapun sumber radikal bebas dari faktor Internal atau
bersumber dari dalam diri individu sendiri antara lain: Stress, depresi, demas, radang dan luka, lelah berlebihan kerja dan olah raga yang berlebihan dan juga metabolisme normal dalam tubuh. Sedangkan faktor external radikal bebas antara lain: Polusi baik dari asap pabrik atau rokok yang dihirup, juga dari obat-obatan, kemoterapi, pestisida, insextisida, herbisida, makanan, Sinar-X atau rontgen, bakteri, virus dll. Akibat serangan dari radikal bebas ini menyebabkaan berbagai penyakit antara lain: Diabetes, stroke, gagal ginjal, rematik, kanker, sakit jantung, problema kulit, Dan masih banyak yang lainya 2. Teori Pakai dan Rusak (Wear and Tear Theory)
Menurut teori ini tubuh dan sel-selnya akan rusak karena banyak terpakai dan digunakan secara terus menerus dan berlebihan sepanjang hidup akan mengakibatkan tubuh menjadi lemah dan akan mengalami kerusakan dan akhirnya meninggal. Organ tubuh antara lain hati, ginjal, lambung, kulit akan menurun fungsinya karena toxin di dalam makanan dan lingkungan yang dihadapi setiap hari.
3. Teori Neuroendokrin
Teori ini menjelaskan tentang “Kerusakan Akibat Pemakaian” dengan berfokus pada sistem neuroendokrin, jaringan biokimia rumit yang mengatur pelepasan hormon dan elemen-elemen vital tubuh lainnya. Ketika mud`, hormon–hormon bekerja bersama-sama untuk mengatur berbagai fungsi-fungsi tubuh, termasuk respon manusia terhadap panas, dingin dan aktifitas seksual kita. Kelenjar sebesar kacang kenari ini terletak dalam otak dan bertanggung jawab untuk reaksi berantai hormonal kompleks yang dikenal dengan nama lain “thermostat tubuh”. Hormon penting fungsinya untuk memperbaiki dan mengatur fungsi-fungsi tubuh. Sejalan dengan bertambahnya usia, tubuh memproduksi hormon-hormon dalam kadar yang lebih rendah dan dapat menyebabkan efek berbahaya, termasuk penurunan kemampuannya dalam memperbaiki tubuh dan mengatur tubuh. Produksi hormon sangat interaktif, produksi satu tetes hormon apapun akan mempengaruhi mekanisme secara keseluruhan, contohnya; menyampaikan sinyal pada organ-organ lain untuk melepaskan hormon lainnya dalam kadar yang lebih rendah sehingga bagian-bagian tubuh lainnya juga akan mengeluarkan hormon dalam kadar yang lebih rendah.
4. Teori Control Genetic
Teori penuaan-terencana berpusat pada program genetik sesuai DNA masing-masing individu. Manusia dilahirkan dengan kode genetik yang unik, sebuah kecendrungan tipe fisik dan fungsi mental yang telah ditentukan sebelumnya. Warisan genetik tersebut sangat menentukan seberapa cepat dan seberapa panjang hidup. Jika menggunakan gambaran kasar, dapat dibayangkan setiap manusia hadir di muka bumi bagaikan sebuah mesin yang sudah terprogram untuk menghancurkan dirinya sendiri. Semua orang memiliki jam biologis yang terus berdetak dan bisa berhenti kapan saja, lebih cepat atau lebih lama beberapa tahun. Ketika jam berhenti berdetak, itu merupakan pertanda bahwa tubuh mulai menua dan akhirnya akan mati. Sesuai dengan segala aspek warisan genetik , waktu yang berlaku pada jam genetik ini bervariasi, tergantung apa yang dialami selama pertumbuhan dan bagaimana gaya hidup masing- masing individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar