SELAMAT MEMBACA

Rabu, Februari 23, 2011

MAKALAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT

BAB I
PENDAHULUAN

 A.Latar Belakang Masalah
Filsafat ilmu secara umum dipahami dari dua sisi, yaitu sebagai cabang dari ilmu filsafat yang mempunyai objek ilmu pengetahuan yang mempunyai karakteristik hampir sama dengan ilmu filsafat dan landasan filosofis bagi kerangka dasar dari  proses keilmuan tersebut.
 Definisi filsafat ilmu adalah pemikiran refflektif, radikal, dan mendasar atas berbagai persoalan mengenai ilmu pengetahuan, landasan dan hubungan dari segala segi kehidupan manusia.
Oleh karena itu mempelajari ilmu filsafat membuka candela ilmu pengetauan untuk lebih mengerti, memahami dan dapat memanfaatkan ilmu untuk kebaikan untuk Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, orang lain dan alam semesta.

B. Rumusan Masalah
1. Apa signifikasi filsafat ilmu
2.  Apa epistermologi le filsafat ilmu
3.  Bagaimana Hubungan filsafat ilmu dengan sejarah dan sosiologi ilmu
4.  Bagaimana masalah filsafat ilmu
5.  Apa ruang lingkup filsafat ilmu
6.  Apa struktur fundamental ilmu pengetahuan

C. Tujuan Masalah
          Sesuai rumusan masalah tujuan mempelajari filsafaat ilmu untuk mengetahui signifikasi filsafat ilmu, epistermologi ke filsafat ilmu, Hubungan filsafat ilmu dengan sejarah dan sosiologi ilmu, masalah filsafat ilmu, ruang lingkup filsafat ilmu, struktur fundamental ilmu pengetahun

BAB II
PEMBAHASAN

A. Signifikansi Filsafat Ilmu
            Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah terbiasa memanfaatkan benda-benda disekeliling kita.Pernahkah kita memikirkan bagaimana kita memberi sebutan sesuatu dengan istilah tertentu.
            Dalam tradisi islam,kita juga mengenal banyak khazanah keilmuan.kaidah-kaidah ushuliyah di bidang kalam,fiqh,bahkan kebahasaan.pernahkan kita memikirkan bagaimana rancang bangun ilmu-ilmu tersebut.dalam sejarah pemikiran barat, para filsuf memikirkan realitas. maka seiring perkembangan ilmu,selama ini temuan-temuan berharga mewarnai setiap penggal sejarah.
            Seiring dengan maraknya kajian epistemologi,banyak para filsuf yang tertarik pada penyelidikan di bidang fisika alam.di tangan mereka inilah,ilmu fisika alam untuk memisahkan dari filsafat alam.jika ilmu alam merupakan tahapan baru dalam filsafat alam dalam membaca realitas alam maka filsafat ilmu sebenarnya tahapan baru dari epistermologi.
            Pola pikir saintifik yang digunakan ilmuwan fisika dalam melihat fenomena alam,secara serta merta di terapakan dalam melihat fenomena sosial.namun sebagaimana kritik dari ilmuwan sosial hal itu menimbulkan proses yang di sebut naturalisasi dinamika sosial masyarakat.

B. Epistermologi ke Filsafat Ilmu
            Epistermologi berasal dari bahasa yunani,Episteme,yang berarti pengetahuan dan Logos ilmu.dalam bidang ini terdapat tiga persoalan pokok (a) apakah sumber-sumber pengetahuan itu?(b)Apakah sifat dasar pengetahuan itu?(c) apakah pengetahuan kita itu benar?tiga persoalan pokok ini merupakan objek formal dari epistermologi dan filsafat ilmu.
            Sampai saat ini,bisa dikatakan bahwa filsafat ilmu merupakan perkembangan lebih jauh dari epistermologi.

C,Antara Filsafat Ilmu dan Sejarah Ilmu
            Istilah sejarah ilmu memang belum begitu populer Thomas S.Khun dengan temuan yang terkenal yakni “ Teori Paradigma” yang memang berkat penelitiannya di bidang sejarah ilmu(saint),kemudian sejarah ilmu menjadi populer di kalangan pemerhati filsafat ilmu.
            Muhammad muslih berasumsi bahwa sejarah ilmu menyumbangkan kajian dan bangunan filsafat ilmu karena tidak satu pun lmu lahir dari suatu keadaan yang vacum historis artinya sebuah pemikiran konsep dan teori pasti memiliki akar sejarah karena ia lahir dari proses sejarah.

E. Antara Filsafat Ilmu dengan Sosiologi Ilmu
            Sosiologi ilmu memberikan informasi yang cukup tentang adanya keterkaitan antara proses keilmuan tertentu dengan faktor-faktor lain di luar keilmuan,misalnya ideologi, tradisi keagamaan, otoritas politk, dll.Dari itulah terlihat keterkaitan antara filsafat ilmu dengan sosiologi ilmu.

D Problematika Filsafat Ilmu
            Problematika filsafat ilmu dapat di identifikasikan menjadi beberapa hal, berikut ini;
1. Mempelajari struktur fundamental suatu ilmu
            Struktur fundamental suatu ilmu adalah hakekat ilmu itu sendiri.Dari sini kemudian bisa dilihat bahwa suatu perspektif tertentu ternyata dipakai tidak hanya satu disiplin ilmu, artinya bisa jadi beberapa disiplin ilmu memakai objek formal yang sama.
            Selanjutnya dalam pengembangan keilmuan, struktur fundamental juga bisa di pahami sebagai kerangka keilmuan.Paradigma dan teori keilmuan adalah dua hal yang mendasari, mengarahkan dan menjadi batu ujian atas konsistensi suatu proses keilmuan.
2. Mempelajari Struktur Logis suatu Ilmu
            Struktur logis suatu ilmu berhubungan dengan pandangan dunianya.Ini artinya terkait dengan logika apa yang bermain di belakang suatu ilmu tertentu.Sehingga wajar jika masing-masing ilmu memilki karakteristik berbeda satu sama lain sebagai contoh Joseph Van Ess menulis artikel berjudul “ the logical stucture of islamic theology”.
3. Sesuai dengan sifat heuristik dari filsafat, filsafat ilmu berusaha mencari terobosan baru agar suatu ilmu tetap survive, marketable, aktual, berguna, dll.
4. Melakukan kritik (analis kritis)
            Kritik adalah sifat dasar filsafat.Filsafat mengkritk setiap ilmu dan perkembangannya dengan dasar tiga aspek yaitu epistimologi, metafisika, dan aksiologi.

E.  Ruang Lingkup Filsafat Ilmu                                                                 
            Pada proses kelahiran ilmu-ilmu, filsafat ilmu mempunyai objek kajian yang cukup luas mulai pengetahuan atau knowledge,sciences, natural sciences, social sciences,hingga humanities.Melihat luasnya cakupan istilah ilmu ini, para ahli membedakan antara  filsafat umum dan filsafat khusus.Yang membahas secara  filsafati terhadap ilmu-ilmu tertentu,misalnya filsafat ilmu alam, filsafat ilmu sejarah, filsafat ilmu bahasa, dan sebagainya.
                Proses keilmuan pada jenis yang dimaksud adalah asumsi dasar,paradigma,dan kerangka teori.Ketiga ilmu inilah yang disebut filsafat ilmu atau filsafat keilmuan.Asumsi dasar proses keilmuan diidentifikasi oleh filsafat ilmu menjadi beberapa pemikiran, yang meliputi; rasionalisme, empirisme, kritisisme, dan intuvisionisme,sedangkan paradigma keilmuan meliputi; positivisme, pospositivvisme, konstruktivisme, dan teori kritis.

F Struktur Fundamental Ilmu Pengetahuan
              Pembahasan ini dibagi menjadi tiga  bagian yaitu bangunan dasar ilmu pengetahuan yang menguraikan poin-poin pemikiran bahm. perhatian dan keprihatian bahm, suatu analisis untuk memahami pemikiran bahm dan membahas kontribusi bahm.
               Kenapa buku mohammad muslih membahas pemikiran bahm? jawbannya adalah ilmu pengetahuannya memiliki keterkaitan unsur kemanusiaan dan sosial.

1.  Bangunan Dasar Ilmu Pengetahuan
              Pemikiran bahm bahwa sesuatu dapat dikatakan ilmu pengetahuan jika memenuhi enam komponen yaitu adanya problem, adanya sikap ilmiah ( keingintahuan, spekulatif, kemauan untuk objektif, kemauan untuk menangguhkan penilaian, dan kesementaraan),  menggunakan metode ilmiah ( berawal kesadaran adanya masalah, pemeriksaan lebih jauh suatu persoalan, menciptakan solusi, menguji solusi dan penyelesaian masalah ), adanya aktifitas( riset ilmiah yang mempunyai dua aspek yaitu individu dan sosial ), adanya kesimpulan, dan adanya pengaruh ilmu pengetahuan dengan teknologi, industri, dalam masyarakat , peradaban.

2. Keprihatian dan Perhatian versi Archie J. Bahm
            Secara umum kegiatan keilmuan dan pengembangan ilmu terkait dua pertimbangan, yaitu pertimbangan objektivitas yang mengharuskan ilmu pengetahuan menetapkan kebenaran sebagai landasan dan pola dasarnya kemudian yang kedua dengan pertimbangan nilai ( kemanusian ) yang pasca-ilmu.
              Menurut keprihatinan Archie J. Bahm bahwa ilmu pengetahuan telah “ditarik-tarik” sehingga dilepaskan dari keterhubungan dengan nilai-nilai kemanusiaan dengan berdalih objek-tifitas.Keprihatinan ini tampak  dalam struktur fundamental, bahkan dalam setiap komponen, ilmu pengetahuan ‘versi’-nya.dapat dilihat bagaimana ia menempatkan  secara tidak terpisahkan komponen sikap ilmiah dan komponen pengaruh ilmu ke dalam srtuktur fundamental ilmu pengetahuan.Begitu juga sangat tampak jika dilihat dari komponen pertama (problem), bahwa sesuatu itu ada masalah jika ada perhatian kepadanya, selanjutnya masalah itu akan menjadi masalah ilmiah jika tentangnya ada kemampuan untuk berkomunikasi sebagai sikap dan metode ilmiah(Archie, hal.2)
           Archie J. Bahm sangat menaruh perhatian terhadap pentingnya pertimbangan nilai bagi setiap kegiatan keilmuan dan pengembangan ilmu.Penjelasannya tentang setiap komponen ilmu, menunjukkan suatu konsistensi yang sangat tinggi dalam persoalan ini. Secara lebih eksplisit, terutama tampak pada metode yang memasukkan kesadaran akan adanya masalah sebagai langkah pertama(hal 7) yang berbeda dengan tradisi empiris, dimana observasi data sebagai langkah pertama, yang memerlukan fakta sebagai data yang kering dari konteks nilai apapun.Pada komponen aktifitas yang menyadarkan bahwa aktifitas ilmu itu, kecuali ia merupakan kegiatan individu ilmuwan tertentu(hal 25),tetapi juga kegiatan yang menyangkut masyarakat banyak (hal 26),artinya ia merupakan usaha para komunitas ilmiah dan pihak-pihak lainnya.begitu pula tampak pada pengaruh, yang mejelaskan bahwa konsekuensi ilmu pengetahuan itu ada dua, yaitu berupa teknologi dan peradaban(hal 30 dan hal 33).

3. Kontribusi Archie J. Bahm
            Persoalan ilmu pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah mapan dan tanpa mengandung persoalaan. Perbedaan pandangan antara ‘tradisi’ empiris (inggris) dan pragmatis (amerika) sebagaimana yang ditunjukkan Archie J. Bahm membawa konsekuensi cukup besar terhadap randapat bercang bangun suatu ilmu pengetahuan, bahkan konsepnya tersebut dapat berbeda atau malah berlawanan dengan para ilmuwan yang lain.
           Archie menjembatani dua pandangan yang sama-sama ekstrim atau setidaknya menyeimbangkan dua pandangan yang berat sebelah, yaitu pandangan yang menitikberatkan pada aspek objektivitas dan pandangan yang menekankan akan perlunya mempertimbangkan aspek nilai
           Karya Archi J. Bahm ini dapat menjawab ‘teka-teki’,dimana terjadi misunderstanding atau overlaping  pemahaman, yaitu komponen,ilmu, metode ilmiah, dan metode penelitian.Dan ia membuka cakrawala tentang bagaimana, apa, dan untuk apa ilmu pengetahuan itu sebenarnya.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Epistermologi berasal dari bahasa yunani,Episteme,yang berarti pengetahuan dan Logos ilmu. filsafat ilmu merupakan perkembangan lebih jauh dari epistermologi. Dalam filsafat itu ada problematika filsafat ilmu saat ini adalah mempelajari struktur fundamental suatu ilmu,  Melakukan kritik (analis kritis), ilmu berusaha mencari terobosan baru agar suatu ilmu tetap survive, marketable, aktual, berguna dst, dan mempelajari Struktur Logis suatu Ilmu. dasar proses keilmuan diidentifikasi oleh filsafat ilmu menjadi beberapa pemikiran, yang meliputi; rasionalisme, empirisme, kritisisme, dan intuvisionisme. Filasafat ilmu mempunyai struktur fundamental ilmu pengetahuan yaitu bangunan dasar ilmu pengetahuan dapat dikatakan ilmu pengetahuan jika memenuhi enam komponen , keprihatian dan perhatian versi Archie J. Bahm yaitu ilmu pengetahuan telah “ditarik-tarik” sehingga dilepaskan dari keterhubungan dengan nilai-nilai kemanusiaan, kontribusi Archie J. Bahm menjembatani dua pandangan yang sama-sama ekstrim yaitu pandangan yang menitikberatkan pada aspek objektivitas dan pandangan yang menekankan akan perlunya mempertimbangkan aspek nilai.

B. Saran
          Pada masa awal mula filsafat muncul yang dipelopori Thales kemudian berkembang menjadi filsafat ilmu yang mempelajari ilmu pengetahuan diberbagai bidang diantaranya bidang alam dikenal filsafat alam dan sebagainya. Filsafat ilmu diharapkan dapat menerobos pengetahuan yang lebih mendalam, dengan makalah ini pembaca dapat mengambil cara bagaimana menerobos dengan mempelajari filsafat ilmu.

 
 
Sumber referensi :
S.Suriasumantri, Jujun.1995.”Pengantar Ilmu Filsafat sebuah pengantar populer”. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Tidak ada komentar: