SELAMAT MEMBACA

Kamis, Maret 22, 2012

Pengertian Kurikulum


Secara harfiah Istilah kurikulum berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata curir yang berarti “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”, sehingga kurikulum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Bedasarkan makna tersebut, pada awalnya kurikulum dalam dunia pendidikan diartikan sebagai kumpulan mata pelajaran yang harus ditempuh para peserta didik guna memperoleh ijazah atau menyelesaikan pendidikan
. Dalam perkembangan berikutnya pengertian kurikulum menjadi sempit karena menekankan 2 hal pokok yakni: 
a) isi kurikulum berupa mata pelajaran, dan 
b) tujuan kurikulum pendidikan diberikan agar anak didik menguasai mata pelajaran tadi yang disimbolkan dalam bentuk sertifikat
Kurikulum dalam arti luas adalah serangkaian program pendidikan yang diperlukan dalam sebuah lembaga pendikan, baik yang nyata (the riil curriculum) maupun yang tidak nyata ( the hidden curriculum). Rangkaian muatan kurikulum sebagai program pendidikan biasanya menyangkut tujuan, isi/materi, metode, sarana, pendidik dan lain sebagainya. Dalam bagian ini akan dijelaskan isi materi dalam kurikulum pendidikan Islam, sebagai mata pelajaran yang diajarkan dalam proses pendidikan Islam.[2]
Sedangkan definisi kurikulum menurut istilah dari para pendapat yang berbeda . Diantaranya :
1.      Prof. H. M. Arifin, M.Ed,  yaitu memandang kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan dalam proses pendidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.
Ada juga yang berpendapat bahwa kurikulum adalah sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Selain definisi-definisi tersebut ada juga yang mengartikan kurikulum sebagai 'sejumlah pengalaman pedidikan, kebudayaan, sosial, olah raga dan kesenian baik yang berada di dalam maupun di luar kelas yang dikelola sekolah'.
2.      Hasan Langgulung, Berpendapat bahwa kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, social, olahraga, dan kesenian yang disediakan sekolah bagi muridnya didalam dan diluar sekolah dengan maksud menolongnya berkembang secara menyeluruh dalam segala segi dan mengubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan pendidikan
Jika sebelumnya (pendidikan) hanya terbatas pada kegiatan pengajaran yang dilakukan di ruang kelas, maka pada perkembangan berikutnya pendidikan dapat pula memanfaatkan berbagai sumber pengajaran yang terdapat di luar kelas, seperti perpustakaan, musium, pameran, majalah, surat kabar, siaran televisi, radio, pabrik dan sebagainya.
Dengan cara ini para mahasiswa dapat terus mengikuti perkembangan kemajuan Ilmu pengetahuan, teknologi kebudayaan dan lainnya yang terjadi diluar sekolah.
Karena tujuan pembentukan kurikulum adalah pencapaian sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu, maka secara otomatis materi kurikulum yang diberikan akan selalu mengalami perubahan dari masa kemasa. Bahkan untuk setiap bangsa yang mempunyai tujuan pendidikan yang berbeda, akan memiliki kurikulum yang berbeda pula.
Kurikulum juga merupakan ringkasan berbagai materi, pengetahuan dan problematic yang harus kita selenggarakan sebagai upaya mempengaruhi siswa dalam tingkah laku dan aktivitasnya. Untuk Pendidikan Islam kurikulum yang diformulasikannyapun harus mangacu pada dasar pemikiran yang islami, serta diarahkan pada tujuan pendidikan yang dilandasi oleh kaidah-kaidah yang berbasis islam.
3.      Menurut Omar mohammad al-Syaibani,  pendidikan islam memandang kurikulum sebagai  “alat mendidik generasi muda dengan baik, menolong mereka untuk mengembangkan keinginan-keinginan, bakat dan ketrampilan yang beragam serta mempersiapkan mereka untuk menjadi manusia yang berguna di muka bumi”.  Sedangkan
4.      Jalaludin dan Usmani Said,  mengatakan kurikulum pendidikan islam seharusnya berisi tentang materi untuk pendidikan seumur hidup, sebagai realisasi tuntunan nabi. Dapat disimpulkan bahwa inti materi kurikulum pendidikan islam adalah bahan-bahan, aktifitas dan pengalaman yang mengandung unsur katauhidan.
Adapun kurikulum atau materi menurut beberapa Ulama’ Al:
1.      Menurut al-Ghazali, materi pendidikan Islam itu menyangkut dua hal,yaitu materi tentang syariat dan ilmu yang non-syariat.
Ilmu syariat dibagai menjadi
a.       Ilmu Ushul, yang meliputi ilmu al-Qur;an, sunnah Nabi, pendapat Shahabat dan Ijma’.
b.      Ilmu Pengantar,meliputi ; ilmu bahasadan gramatika.
c.       Ilmu Furu’, meliputi ; fiqh, ilmu hal ihwal,hati dan akhlak.
d.      Ilmu Pelengkap,meliputi ; qiraat, makhrij huruf, ilmu tafsir, nasikh dan mansukh, lafadz umum-khusus, dan biografi sejarah sahabat.
Ilmu non-Syariat dibagi menjadi ;
a.       Ilmu yang terpuji, seperti,seperti kedokteran , berhitung, ekonomi pertanian, ekonomi pertenunan, ekonomi pembangunan, dan politik.
b.      Ilmu yang diperbolehkan, meliputi,meliputi ; kebudayaan ,sastra, sejarah, dan puisi.
c.       Ilmu yang tercela, meliputi ; ilmu tenun, sihir, dan bagian tertentu darifilsafat (Jalaluddin dan Usman Said, 1994:142)
2.      Ibnu Kholdun, menjelaskan bahwa materi yang diajarkan dalam dunia pendidikan dikempokkan menjadi 3 macam, yaitu:   
1.      Kebahasaan, meliputi ; gramatika dan sastra puisi.
2.      Materi yang diambil dari sumber ajaran Islam (kitab suci), meliputi al-Qur’an, ulum al-Hadis, Ushul Fiqh, Fiqh, Ilmu kalam, Ilmu Tasawuf, Ilmu Ta’bir al-Ra’yu.
3.      Materi yang diambil dari hasil berpikir manusia melalui indra dan akalnya,meliputi ; Logika (mantiq), fisika, metafisika, matematika (Aritmatika, aljabar, geografi, ilmu musik, astronomi dan ilmu nujum) (Ramayulis dan Nizar,2005:22-23).
3.      Hasan al-Bana merinci materi Pendidikan Islam itu adalah materi yang sejak zaman Rasulullah telah diaarka, yaitu:
1.      Akidah ; materi ini dianggap sebagai materi utama dalam Pendidikan Islam, yang dapat menjadi motor penggerak jiwa manusia untuk menjalankan amalan yang lainnya.
2.       Ibadah; materi ini merupakan tema sentral dalam al-Qur’an dan harus dipelajari untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.       Akhlak ; materi ini sebagai upaya membentengi manusia/peserta didik dari dekadensi moral manusia dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu peserta didik harus dibentengi dengan materi sehingga selalu dalam kesucian.
4.      Ijtihad ; materi ini diwajibkan sebagai sarana untuk meperjuangkan Islam dalam menghadapi pengaruh imperialisme Barat, dismping itu jihat dalam arti luasadalah  termasuk melawan hawa nafsudan melawan setan.
5.      Jasmani ; materi ini untuk menumbuhkan kesehatan badan atau fisik manusia/peserta didik,karena aspek kesehatan fisik sangat berpengaruh terhadap jiwa dan akal. (Ramayulis & Nizar,2005: 96-97)
Pengertian kurikulum dalam pendidikan islam dalam kamus arab yakni “manhaj” bermakna jalan yang  terang, atau jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya
Dalam suatu bidang pendidikan yang akan dibicarakan adalah kurikulum “manhaj” yang dimaksud adalah sebagai jalan terang yang dilakukan oleh para pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mereka.
Kurikulum dalam pengertian sempit itu terbatas pada pengetahuan-pengetahuan yang dikemukakan oleh guru, sekolah-sekolah. Dalam bentuk mata pelajaran yang terbatas atau dalam bentuk kitab-kitab sekolah tradisional yang tertentu dari berbagi buku peninggalan, yang lama kelamaan akan di kaji oleh para peserta didik dalam tiap tahap pendidikannya.
Kurikulum, pada sebagian besar dunia islam pada periode terakhir dalam sejarahnya sebelum berkenalan dengan konsep pendidikan modern, terdiri dari beberapa buku tradisional, pada setiap cabang ilmu atau seni yang ingin dikaji yang bertahap-tahap kesukarannya dan luasnya sesuai tahap pelajaran murid-murid. Kurikulum adalah termasuk aspek-aspek utama dalam proses pendidikan yang mendapat kecaman keras dan ditunjukkan cela dan aspek-aspek kekurangannya dan ingin dikembangkan, diperbaiki dan dirubah konsepnya.
Dari berbagai macam pendapat yang telah diuraikan diatas, pada dasarnya kurikulum pendidikan islam harus mempunyai makna:
a) Progam atau rencana suatu pembelajaran yang akan dituangkan dalam garis besar pengajara sebaiknya merangkum dimensi-dimensi duniawi dan ukhrawi, serta fisik material dan moral.
b) pengalaman pembelajaran berupa kegiatan nyata dalam interaksi dan proses pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan tanggung jawab penyelenggara pendidikan dalam rangka pertumbuhan dam perkembangan individu peserta didik menuju kedewasaan sesuai ajaran islam
Kurikulum adalah termasuk aspek-aspek utama dalam proses pendidikan yang mendapat kecaman keras dan ditunjukkan cacat-cacat dan aspek-aspek kekurangannya dan ingin dikembangkan, diperbaiki dan diubah konsepnya.
Diantara kecaman-kecaman yang dilontarkan kepada kurikulum tradisional dan celaan-celaan dan segi-segi kelemahan yang ditunjukkan adalah:
·         Sempitnya pengertiannya dan tidak memasukkan segala pengalaman yang diperoleh oleh pelajar dan jenis-jenis aktifitas yang dikerjakannya dibawah kelolaan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesuai.
·         Pusat perhatian padanya adalah matapelajaran, pengetahuan teori dan hafalan. Adapun segi amali dalam pelajaran dilupakan sama sekali pada hal mengandung kepentinggan yang maha besar.
·         Dia memusatkan perhatian pada mengaji yang telah lampau dan berusaha menyiapkan murid-murid bagi masa depan berdasar pada suasana lampau yang diharapkan oleh masa sekarang.
·         Tidak adanya kesesuaian kandungan-kandungannya dalam banyak hal, dengan kesediaan -kesediaan pelajar-pelajar, kecakapan khusus dan minat, keinginan, dan kebutuhan-kebutuhannya sehari-hari.
·         Dia tidak bisa membedakan antara pelajar dengan yang lain.dan tidak mengakui perbedaan orang-orang pada kemampuan.
Ia memecahkan pengetahuan dan fakta-fakta yang dikandungnya kedalam berbagai ilmu atau matapelajaran yang berbeda.

Referensi
1.      Nata, Abuddin Nata,MA, filsafat pendidikan islam 1, Jakarta : Logos Wacana Ilmu,1997,
2.      Al-jumbulati Ali, Abdul futuh At-tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam, Jakarta:PT. RINEKA CIPTA,
3.      Syar’I Ahmad, filsafat Pendidikan Islam, Jakarata : Pustaka Firdaus,2005
4.      Nizar Samsul,filsafat pendidikan islam, Jakarta:Ciputat Press,2002
5.      Naim Ngainun,  rekontruksi pendidikan nasional {membangun paradigma yang mencerahkan} yogyakrta: TERAS, Yogyakarta. 
6. A.Fatah Yasin,Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, UIN Malang Press,Malang, Cet I,2008, hal.120

Tidak ada komentar: